Thursday, 19 July 2012

Tsunami Aceh.. Benarkah Korban Kebiadaban Amerika Serikat!

Tentang tsunami Aceh ini, saya
masih terasa akan rintihan dan air
mata, tentang sebuah bencana
yang membuat saya tak bisa
berkata-kata.

Saya juga ingat tentang sebuah
syair dari pujangga kita, Ebiet G.
Ade dalam 'Berita Kepada Kawan'
yang khas dalam kalimat 'Pada
rumput yang bergoyangnya'.
Atau syair milik iwan fals, dalam
'Saat Minggu Masih pagi'.

"Ribuan jiwa melayang pergi,
Jutaan hati merintih pasti, Saat
minggu masih pagi, Gempa dan
tsunami menghantam negeri,
Harta benda musnah bersama air
mata. Bayi bayi lepas dari
pangkuan ibunya, Tak ada lagi
kata di hati mereka, Tinggal
kepasrahan dan
kepedihan." (Iwan Fals, Saat
Minggu Masih Pagi).

- - -

Pada tanggal 26 Desember 2004
silam, telah terjadi gempa Bumi
dan Tsunami dahsyat di Samudra
Hindia, lepas pantai barat Aceh.
Gempa ini tercatat terjadi pada
waktu 7:58:53 WIB. Pusat gempa
sendiri terletak pada bujur 3.316°
N 95.854° E kurang lebih 160 km
sebelah barat Aceh sedalam 10
km. Gempa ini berkekuatan 9,3
skala Richter.

Menurut U.S. Geological Survey
korban tewas mencapai 283.100,
14.000 orang hilang dan
1,126,900 kehilangan tempat
tinggal. Menurut PBB, korban
229.826 orang hilang dan 186.983
tewas. Tsunami Samudra Hindia
menjadi gempa dan Tsunami
terburuk 40 tahun terakhir.

Dalam tragedi ini, setidaknya ada
15 negara yang terkena dampak
tsunami, yaitu Indonesia, Sri
Lanka, India, Thailand, Somalia,
Myanmar, Malaysia, Maladewa,
Seychelles, Tanzania, Bangladesh,
Afrika Selatan, Kenya, dan
Madagaskar.

(Apa Sebenarnya Penyebab dari
tsunami ini?)

Pertama, kita perhatikan opini
Simon Dean dari inggris.
Simon menemukan sejumlah
fitur tidak biasa di zona gempa
tahun 2004 seperti topografi
dasar laut, cacat sedimen, serta
lokasi gempa bumi susulan setelah
gempa utama. Sementara
Sumatera cukup sering mengalami
gempa karena terletak di dekat
perbatasan dua lempeng tektonik
bumi.

Gempa bumi terjadi pada apa
yang dikenal sebagai zona
subduksi, seperti di kawasan
barat Indonesia di mana satu
lempeng tektonik dipaksa masuk
ke lempang lain. Alih-alih melintasi
satu dengan yang lain secara
lancar, gerakan itu malah
menciptakan energi sehingga dua
lempeng akan slip atau pecah dan
melepaskan energi yang disimpan
sebagai gempa bumi.

Dengan membandingkan zona
subduksi di wilayah barat
Indonesia dengan zona subduksi
lain di seluruh dunia, tim peneliti
percaya bahwa wilayah gempa
bumi di Sumatera pada tahun
2004 sangat TIDAK BIASA
sehingga menimbulkan tsunami
yang lebih tinggi di kawasan
Sumatera..

Kedua, Menurut Joe Vialls (ahli
nuklir Australia) bahwa tinggi
gelombang Tsunami tidak pernah
terjadi sedahsyat Tsunami Aceh.
Kecuali adanya sebuah dorongan
kuat (ledakan) dalam Air di
kedalaman tertentu, dia juga
menyebutkan bahwa Tsunami
Aceh adalah Bencana Artifical.
Dalam bukunya “Did New York
Orchestrate The Asian Tsunami?”
yang ditulis, 5-6 Januari 2005. Dan
anehnya, tidak lama setelah
menulis buku itu Vialls ditemukan
tewas di Perth 17 Juli 2005.

Ketiga, Hipotesa milik M. Dzikron
AM (Dosen Unisba) yang
menyatakan:
1. Sebagian besar mayat yang
ditemukan terbujur kaku dengan
kulit berwarna hitam pekat,
kematian akibat tenggelam tidak
akan mengubah warna kulit
sedemikian cepat dan sedemikian
hitam, sebaliknya mayat-mayat
hitam juga nampak pasca
dijatuhkannya bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki.

2. Kapal-kapal perang Amerika
berdatangan dengan cepat dan
bertahan di Aceh selama beberapa
bulan bukan sekedar memasukkan
bantuan namun juga mengawasi
wilayah laut agar peneliti
Indonesia tidak turun ke sana.

3. Ditemukan sampah nuklir 2
bulan pasca tsunami di wilayah
Somalia yang kemudian diungkap
UNEP, yang diduga berasal dari
Samudera Hindia. Sebelumnya,
VOA Amerika mengklaim itu
bongkahan dari Nuklir Eropa 1972,
anehnya, pada tahun itu PBB
sendiri yang melarang adanya
nuklir di lautan.

Nah, Jika ini benar, ini sebuah kebiadaban, ini sebuah penghinaan, dan ini sebuah fakta pahit bagi kita.

Pertanyaannya adalah, mengapa kasus ini tidak diusut tuntas? Lalu apa tujuan AS menyimpan nuklir di Lautan kita?

- - - -

Jika, ini sebuah bencana dari
manusia sendiri, haruslah kita
Perhatikan Surat Ar-Rum ayat 41,
yang Allah S.W.T berfirman “telah
tampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia; Allah
mengehendaki agar mereka
merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)”.

Perhatikan juga gambar ini, Masjid Baiturrahman tetap berdiri kokoh. Karena, Allah S.W.T tidak menghendaki rumah sucinya untuk rusak, diantara ribuan manusia yang telah tiada..

Subhanallah, benar atau tidak yang mesti kita yakini adalah kekuasaan dan kebesaranNya. Maha suci Allah tiada satupun kejadian didunia ini yang terlewat dari kuasa dan kehendaknya
Comments
0 Comments